ISTILAH MEDIS
|
ARTI
|
abdomen
|
perut
|
Fraktur
|
patah tulang
|
Serangan
panas
|
heat
stroke
|
infeksi
bakteri dalam peredaran darah
|
sepsis
|
oral
|
dimakan
biasa melalui mulut
|
gastrointestinal
|
di usus hingga
sampai masuk ke dalam darah
|
intramuskular
|
disuntikkan
di otot
|
aspirasi
|
tersedak—obat masuk
ke pernapasan
|
profilaksis
|
tindakan
pencegahan
|
dehidrasi
|
kekurangan cairan
|
Inflamasi
|
bengkak,
nyeri, demam
|
Hematoma
|
darah mengumpul dalam jaringan tubuh akibat pecahnya
pembuluh darah arteri vena, atau kapiler, terjadi akibat penekanan yang
kurang tepat saat memasukkan jarum, atau “tusukan” berulang pada pembuluh
darah.
|
Infiltrasi
|
masuknya cairan infus ke dalam
jaringan sekitar (bukan pembuluh darah), terjadi akibat ujung jarum infus
melewati pembuluh darah.
|
Tromboflebitis
|
bengkak (inflamasi) pada pembuluh vena,
terjadi akibat infus yang dipasang tidak dipantau secara ketat dan benar.
|
Emboli udara
|
masuknya udara ke dalam sirkulasi
darah, terjadi akibat masuknya udara yang ada dalam cairan infus ke dalam
pembuluh darah.
|
osmolaritas
|
tingkat kepekatan
|
serum
|
bagian
cair dari komponen darah
|
hipovolemi
|
kekurangan cairan
tubuh, sehingga tekanan darah terus menurun
|
overload
|
kelebihan
cairan
|
(R L),
|
Ringer-Laktat
|
pelvis
(
|
panggul
|
Senin, 08 Desember 2014
ISTILAH MEDIS YANG SERING BERKAITAN DENGAN PENGINFUSAN
CAIRAN INFUS BESERTA INDIKASINYA
Infus
cairan intravena (intravenous fluids infusion) adalah pemberian sejumlah
cairan ke dalam tubuh, melalui sebuah jarum, ke dalam pembuluh vena (pembuluh
balik) untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh.
Secara
umum, keadaan-keadaan yang dapat memerlukan pemberian cairan infus
adalah:
- Perdarahan
dalam jumlah banyak (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah)
- Trauma
abdomen (perut) berat (kehilangan cairan tubuh dan komponen darah)
- Fraktur
(patah tulang), khususnya di pelvis (panggul) dan femur (paha) (kehilangan
cairan tubuh dan komponen darah)
- “Serangan
panas” (heat stroke) (kehilangan cairan tubuh pada dehidrasi)
- Diare
dan demam (mengakibatkan dehidrasi)
- Luka
bakar luas (kehilangan banyak cairan tubuh)
- Semua
trauma kepala, dada, dan tulang punggung (kehilangan cairan tubuh dan
komponen darah)
Indikasi
pemberian obat melalui
jalur intravena antara lain:
- Pada
seseorang dengan penyakit berat, pemberian obat melalui intravena langsung
masuk ke dalam jalur peredaran darah. Misalnya pada kasus infeksi bakteri
dalam peredaran darah (sepsis). Sehingga memberikan keuntungan lebih
dibandingkan memberikan obat oral. Namun sering terjadi, meskipun
pemberian antibiotika intravena hanya diindikasikan pada infeksi serius,
rumah sakit memberikan antibiotika jenis ini tanpa melihat derajat
infeksi. Antibiotika oral (dimakan biasa melalui mulut) pada kebanyakan
pasien dirawat di RS dengan infeksi bakteri, sama efektifnya dengan
antibiotika intravena, dan lebih menguntungkan dari segi kemudahan
administrasi RS, biaya perawatan, dan lamanya perawatan.
- Obat
tersebut memiliki bioavailabilitas oral (efektivitas dalam darah jika
dimasukkan melalui mulut) yang terbatas. Atau hanya tersedia dalam sediaan
intravena (sebagai obat suntik). Misalnya antibiotika golongan
aminoglikosida yang susunan kimiawinya “polications” dan sangat polar,
sehingga tidak dapat diserap melalui jalur gastrointestinal (di usus
hingga sampai masuk ke dalam darah). Maka harus dimasukkan ke dalam
pembuluh darah langsung.
- Pasien
tidak dapat minum obat karena muntah, atau memang tidak dapat menelan obat
(ada sumbatan di saluran cerna atas). Pada keadaan seperti ini, perlu
dipertimbangkan pemberian melalui jalur lain seperti rektal (anus),
sublingual (di bawah lidah), subkutan (di bawah kulit), dan intramuskular
(disuntikkan di otot).
- Kesadaran
menurun dan berisiko terjadi aspirasi (tersedak—obat masuk ke pernapasan),
sehingga pemberian melalui jalur lain dipertimbangkan.
- Kadar
puncak obat dalam darah perlu segera dicapai, sehingga diberikan melalui
injeksi bolus (suntikan langsung ke pembuluh balik/vena). Peningkatan
cepat konsentrasi obat dalam darah tercapai. Misalnya pada orang yang
mengalami hipoglikemia berat dan mengancam nyawa, pada penderita diabetes
mellitus. Alasan ini juga sering digunakan untuk pemberian antibiotika
melalui infus/suntikan, namun perlu diingat bahwa banyak antibiotika
memiliki bioavalaibilitas oral yang baik, dan mampu mencapai kadar adekuat
dalam darah untuk membunuh bakteri.
Indikasi
Pemasangan Infus
melalui Jalur Pembuluh Darah Vena (Peripheral Venous Cannulation)
- Pemberian
cairan intravena (intravenous fluids).
- Pemberian
nutrisi parenteral (langsung masuk ke dalam darah) dalam jumlah terbatas.
- Pemberian
kantong darah dan produk darah.
- Pemberian
obat yang terus-menerus (kontinyu).
- Upaya
profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (misalnya pada operasi
besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus intravena untuk
persiapan jika terjadi syok, juga untuk memudahkan pemberian obat)
- Upaya
profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, misalnya risiko
dehidrasi (kekurangan cairan) dan syok (mengancam nyawa), sebelum pembuluh
darah kolaps (tidak teraba), sehingga tidak dapat dipasang jalur infus.
Kontraindikasi
dan Peringatan
pada Pemasangan Infus Melalui Jalur Pembuluh Darah Vena
- Inflamasi
(bengkak, nyeri, demam) dan infeksi di lokasi pemasangan infus.
- Daerah
lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan digunakan
untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt) pada tindakan
hemodialisis (cuci darah).
- Obat-obatan
yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang aliran darahnya
lambat (misalnya pembuluh vena di tungkai dan kaki).
Beberapa
komplikasi yang dapat terjadi dalam pemasangan infus:
- Hematoma,
yakni darah mengumpul dalam jaringan tubuh akibat pecahnya pembuluh darah
arteri vena, atau kapiler, terjadi akibat penekanan yang kurang tepat saat
memasukkan jarum, atau “tusukan” berulang pada pembuluh darah.
- Infiltrasi,
yakni masuknya cairan infus ke dalam jaringan sekitar (bukan pembuluh
darah), terjadi akibat ujung jarum infus melewati pembuluh darah.
- Tromboflebitis,
atau bengkak (inflamasi) pada pembuluh vena, terjadi akibat infus yang
dipasang tidak dipantau secara ketat dan benar.
- Emboli
udara, yakni masuknya udara ke dalam sirkulasi darah, terjadi akibat
masuknya udara yang ada dalam cairan infus ke dalam pembuluh darah.
Komplikasi
yang dapat terjadi dalam pemberian cairan melalui infus:
•
Rasa perih/sakit
•
Reaksi alergi
Jenis
Cairan Infus:
- Cairan
hipotonik:
osmolaritasnya
lebih rendah dibandingkan serum (konsentrasi ion Na+ lebih rendah dibandingkan
serum), sehingga larut dalam serum, dan menurunkan osmolaritas serum. Maka
cairan “ditarik” dari dalam pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya
(prinsip cairan berpindah dari osmolaritas rendah ke osmolaritas tinggi),
sampai akhirnya mengisi sel-sel yang dituju. Digunakan pada keadaan sel
“mengalami” dehidrasi, misalnya pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi
diuretik, juga pada pasien hiperglikemia (kadar gula darah tinggi) dengan
ketoasidosis diabetik. Komplikasi yang membahayakan adalah perpindahan
tiba-tiba cairan dari dalam pembuluh darah ke sel, menyebabkan kolaps
kardiovaskular dan peningkatan tekanan intrakranial (dalam otak) pada beberapa
orang. Contohnya adalah NaCl 45% dan Dekstrosa 2,5%.
- Cairan
Isotonik:
osmolaritas
(tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair dari komponen
darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah. Bermanfaat pada pasien
yang mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, sehingga tekanan darah
terus menurun). Memiliki risiko terjadinya overload (kelebihan cairan), khususnya
pada penyakit gagal jantung kongestif dan hipertensi. Contohnya adalah cairan
Ringer-Laktat (RL), dan normal saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0,9%).
- Cairan
hipertonik:
osmolaritasnya
lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga “menarik” cairan dan elektrolit dari
jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. Mampu menstabilkan tekanan darah,
meningkatkan produksi urin, dan mengurangi edema (bengkak). Penggunaannya
kontradiktif dengan cairan hipotonik. Misalnya Dextrose 5%, NaCl 45%
hipertonik, Dextrose 5%+Ringer-Lactate, Dextrose 5%+NaCl 0,9%, produk darah
(darah), dan albumin.
Pembagian
cairan lain adalah berdasarkan kelompoknya:
- Kristaloid:
bersifat
isotonik, maka efektif dalam mengisi sejumlah volume cairan (volume expanders)
ke dalam pembuluh darah dalam waktu yang singkat, dan berguna pada pasien yang
memerlukan cairan segera. Misalnya Ringer-Laktat dan garam fisiologis.
- Koloid:
ukuran
molekulnya (biasanya protein) cukup besar sehingga tidak akan keluar dari membran
kapiler, dan tetap berada dalam pembuluh darah, maka sifatnya hipertonik, dan
dapat menarik cairan dari luar pembuluh darah. Contohnya adalah albumin dan
steroid.
JENIS-JENIS
CAIRAN INFUS
ASERING
Indikasi:
Dehidrasi
(syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi: gastroenteritis akut, demam
berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat, trauma.
Komposisi:
Setiap
liter asering mengandung:
- Na
130 mEq
- K
4 mEq
- Cl
109 mEq
- Ca
3 mEq
- Asetat
(garam) 28 mEq
Keunggulan:
- Asetat
dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditolelir pada pasien yang
mengalami gangguan hati
- Pada
pemberian sebelum operasi sesar, RA mengatasi asidosis laktat lebih baik
dibanding RL pada neonatus
- Pada
kasus bedah, asetat dapat mempertahankan suhu tubuh sentral pada anestesi
dengan isofluran
- Mempunyai
efek vasodilator
- Pada
kasus stroke akut, penambahan MgSO4 20 % sebanyak 10 ml pada 1000 ml RA,
dapat meningkatkan tonisitas larutan infus sehingga memperkecil risiko
memperburuk edema serebral
KA-EN
1B
Indikasi:
- Sebagai
larutan awal bila status elektrolit pasien belum diketahui, misal pada
kasus emergensi (dehidrasi karena asupan oral tidak memadai, demam)
- <
24 jam pasca operasi
- Dosis
lazim 500-1000 ml untuk sekali pemberian secara IV. Kecepatan sebaiknya
300-500 ml/jam (dewasa) dan 50-100 ml/jam pada anak-anak
- Bayi
prematur atau bayi baru lahir, sebaiknya tidak diberikan lebih dari 100
ml/jam
KA-EN
3A & KA-EN 3B
Indikasi:
- Larutan
rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit dengan
kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan
asupan oral terbatas
- Rumatan
untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)
- Mensuplai
kalium sebesar 10 mEq/L untuk KA-EN 3A
- Mensuplai
kalium sebesar 20 mEq/L untuk KA-EN 3B
KA-EN
MG3
Indikasi
:
- Larutan
rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit dengan
kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan
asupan oral terbatas
- Rumatan
untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)
- Mensuplai
kalium 20 mEq/L
- Rumatan
untuk kasus dimana suplemen NPC dibutuhkan 400 kcal/L
KA-EN
4A
Indikasi
:
- Merupakan
larutan infus rumatan untuk bayi dan anak
- Tanpa
kandungan kalium, sehingga dapat diberikan pada pasien dengan berbagai
kadar konsentrasi kalium serum normal
- Tepat
digunakan untuk dehidrasi hipertonik
Komposisi
(per 1000 ml):
- Na
30 mEq/L
- K
0 mEq/L
- Cl
20 mEq/L
- Laktat
10 mEq/L
- Glukosa
40 gr/L
KA-EN
4B
Indikasi:
- Merupakan
larutan infus rumatan untuk bayi dan anak usia kurang 3 tahun
- Mensuplai
8 mEq/L kalium pada pasien sehingga meminimalkan risiko hipokalemia
- Tepat
digunakan untuk dehidrasi hipertonik
Komposisi:
1.
- Na
30 mEq/L
- K
8 mEq/L
- Cl
28 mEq/L
- Laktat
10 mEq/L
- Glukosa
37,5 gr/L
Otsu-NS
Indikasi:
- Untuk
resusitasi
- Kehilangan
Na > Cl, misal diare
- Sindrom
yang berkaitan dengan kehilangan natrium (asidosis diabetikum,
insufisiensi adrenokortikal, luka bakar)
Otsu-RL
Indikasi:
- Resusitasi
- Suplai
ion bikarbonat
- Asidosis
metabolik
MARTOS-10
Indikasi:
- Suplai
air dan karbohidrat secara parenteral pada penderita diabetik
- Keadaan
kritis lain yang membutuhkan nutrisi eksogen seperti tumor, infeksi berat,
stres berat dan defisiensi protein
- Dosis:
0,3 gr/kg BB/jam
- Mengandung
400 kcal/L
AMIPAREN
Indikasi:
- Stres
metabolik berat
- Luka
bakar
- Infeksi
berat
- Kwasiokor
- Pasca
operasi
- Total
Parenteral Nutrition
- Dosis
dewasa 100 ml selama 60 menit
AMINOVEL-600
Indikasi:
- Nutrisi
tambahan pada gangguan saluran GI
- Penderita
GI yang dipuasakan
- Kebutuhan
metabolik yang meningkat (misal luka bakar, trauma dan pasca operasi)
- Stres
metabolik sedang
- Dosis
dewasa 500 ml selama 4-6 jam (20-30 tpm)
PAN-AMIN
G
Indikasi:
- Suplai
asam amino pada hiponatremia dan stres metabolik ringan
- Nitrisi
dini pasca operasi
- Tifoid
Minggu, 07 Desember 2014
Akibat Darah Terlalu Kental
Tahukah anda? Akibat
darah terlalu kental, aliran darah ke seluruh tubuh menjadi tidak lancar.
Pasokan oksigen ke sel-sel tubuh pun terhambat. Migrain adalah salah satu
gejala karena pasokan oksigen ke otak tersendat. Tidak banyak orang yang tahu
atau waspada tentang efek berbahaya dari sindrom darah kental ini. Padahal,
sudah banyak korban gagal ginjal, stroke dan serangan jantung akibat darah kental.
Penyebab
Darah jadi
kental karena kekurangan cairan darah atau trombosit (zat yang berperan dalam
pembekuan darah) sehingga mudah lekat satu sama lain. Bila seseorang memiliki
kolesterol tinggi atau punya kebiasaan merokok, darah yang sudah kental semakin
susah mengalir. Kolesterol yang menempel di dinding pembuluh darah membuat
penampang pembuluh darah menyempit. Adapun asap rokok akan merusak lapisan
dinding pembuluh darah bagian dalam (endotel). Endotel ini turut mengaktifkan
sistem pembekuan darah. Apabila endotel rusak, trombosit akan mudah melekat
satu sama lain. Hambatan-hambatan dalam pembuluh darah ini dikenal sebagai
trombosis. Trombosis bisa terjadi di seluruh pembuluh darah. Karena itu,
dampaknya tergantung dari bagian pembuluh darah yang terhambat. Jika trombosis
terjadi di pembuluh otak, akan terjadi stroke. Sementara itu, pada pembuluh
jantung akan menyebabkan serangan jantung. Tidak hanya itu, organ ginjal
menjadi bekerja ekstra keras untuk menyaring darah kental tadi. Karena saringan
dalam ginjal halus, tidak jarang darah yang kental bisa menyebabkan perobekan
pada glomerulus ginjal sehingga mengakibatkan air seni Anda berwarna kemerahan.
Dan bila hal ini dibiarkan terus menerus akan mengakibatkan Anda untuk
mengeluarkan biaya mingguan untuk CUCI DARAH karena ginjal Anda rusak.
Menurut Dr. Aru
W Sudoyo, spesialis hematologi-onkologi (konsultan) Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia yang biasa berpraktik di klinik hematologi RSCM &
Medistra, pemicu
pengentalan darah bisa dari gaya hidup yang tidak sehat dan stress tinggi. Ada juga dari faktor genetis alias keturunan, tapi
ini jarang sekali terjadi. Dan hampir setiap hari selalu ada pasien baru yang
didiagnosis darah kental di sana. Pasien biasanya datang dengan keluhan pusing, migrain,
pandangan berputar (vertigo), telinga berdenging (terkadang tuli mendadak),
serta penglihatan terganggu.
Makanan yang Meningkatkan Aliran Darah
Sirkulasi darah yang buruk dapat menyebabkan banyak
komplikasi kesehatan dalam tubuh. Jika situasi ini tidak segera diobati,
berkembang menjadi gangguan yang serius dan hasilnya bisa sangat berbahaya.
Latihan yang tepat adalah salah satu cara pasti untuk meningkatkan sirkulasi
darah dalam tubuh. Selain itu, ada makanan tertentu yang meningkatkan sirkulasi
darah dalam tubuh.
Bawang merah dan bawang putih
Meskipun tidak disukai oleh banyak orang karena bau busuk,
bawang putih dan bawang merah dapat membantu mencegah plak di dinding arteri
dan juga membantu dalam menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh. Kedua makanan
ini pemurni darah alami dan antibiotik alami. Mereka juga memainkan peran yang
sangat penting dalam memerangi infeksi dan memperkuat sistem kekebalan tubuh
keseluruhan.
Coklat
Tidak hanya enak, coklat hitam adalah salah satu makanan
paling bergizi di planet ini. Setelah bertahun-tahun percobaan dan penelitian,
dokter di seluruh dunia setuju bahwa dark chocolate mengandung flavonoid.
Flavonoid, ketika dikonsumsi, meningkatkan aliran darah ke seluruh tubuh dan
membawa turun kolesterol tinggi dan tingkat tekanan darah seseorang. Mereka
membantu dalam mengurangi stres dengan melepaskan phenylethylamine dan
serotonin, juga dikenal sebagai 'Merasa Chemicals Baik' bagi tubuh.
Buah jeruk
Buah jeruk banyak mengandung vitamin C dan bertindak sebagai
pengencer darah alami (pengencer darah mengurangi pembekuan dalam tubuh dan
meningkatkan sirkulasi darah yang sehat). Banyak publikasi medis terkemuka
menyatakan bahwa makanan sarat dengan vitamin C mengurangi masalah darah dan
bertindak sebagai antioksidan kuat dengan menghilangkan racun dari tubuh.
Buah-buahan seperti jeruk, jeruk keprok, jeruk, kiwi, stroberi harus menjadi
bagian penting dari diet sehari-hari.
Cabai
Cabai Mengkonsumsi berkontribusi terhadap respon fisiologis
positif dalam tubuh kita. The capsaicin yang mengandung bertindak penyembuh
sakit yang baik. Cabai memicu aliran darah dan juga mengisi pikiran dengan
suasana hati meningkatkan endorfin yang baik untuk orang yang menderita
kesulitan seksual.
Minyak Zaitun
Minyak zaitun merupakan cairan alami lain yang memiliki
manfaat kesehatan yang tak terhitung banyaknya. Tidak hanya minyak zaitun kaya
akan vitamin A, E, D dan K, juga membantu dalam mengurangi kadar kolesterol,
meningkatkan nafsu makan, meningkatkan kepadatan tulang, dan membantu
pencernaan yang sehat. Minyak zaitun juga sarat dengan antioksidan fenolik yang
mengurangi risiko penyakit jantung dan dengan demikian meningkatkan aliran
darah yang sehat.
Kacang-kacangan dan Biji-bijian
Orang yang mengonsumsi segenggam kacang dan biji kering
setiap hari akan selalu memiliki kulit bersinar dan rambut lezat. Kedua makanan
ini kaya akan niasin, vitamin B3, asam lemak omega 3, mereka membantu dalam
aliran darah yang sehat dan juga menjaga jantung aman dari gangguan kardiovaskular.
Ini membantu pembuluh darah membesar yang lagi membantu dalam aliran darah yang
sehat.
Orang tidak harus hidup dengan sirkulasi darah yang tidak
sehat sepanjang hidup mereka. Mereka dapat mengambil masalah ke tangan mereka
sendiri dan mencegahnya dengan makan makanan sehat dan melakukan olahraga
secara teratur.
BUAH_BUAHAN
Konsumsi buah-buahan
segar yang banyak mengandung sumber vitamin K, E, dan C serta enzim bromelain
seperti buah nanas, pisang, kiwi, jeruk sunksit dan jenis buah lainnya.
Konsumsi cuka apel. Cuka apel juga dapat dijadikan sebagai makanan yang dapat mengencerkan darah, karena dalam cuka apel terdapat kandung kalium yang mampu mengurai atau menghancurkan lemak dan protein dalam darah, sehingga darah tak mengalami pembekuan ataupenggumpalan.
Konsumsi cuka apel. Cuka apel juga dapat dijadikan sebagai makanan yang dapat mengencerkan darah, karena dalam cuka apel terdapat kandung kalium yang mampu mengurai atau menghancurkan lemak dan protein dalam darah, sehingga darah tak mengalami pembekuan ataupenggumpalan.
Cuka apel juga dapat
menekan produksi dari hormon angiostensin II yang dapat mengakibatkan
terjadinya penyumbatan pada arteri. Untuk dapat menikmati cuka apel, dapat
diaplikasikan pada beberapa jenis menu masakan harian cukup dengan 1 sendok
makan dalam tiap menu makanan tiap hari misalnya dalam kuah sayur.
ISTILAH KEDOKTERAN BERKAITAN DENGAN EFEKSAMPING OBAT
SEFALOSPORIN
ISTILAH MEDIS
|
ARTI
|
Diare
|
adalah sebuah
penyakit di saat tinja atau feses berubah menjadi lembek atau cair yang
biasanya terjadi paling sedikit tiga kali
|
Nausea
|
Merupakan perasaan ingin muntah,
ditandai dengan rasa tidak enak di daerah lambung dan penolakan makan
|
Rash
|
peradangan
kulit berupa bintik merah
|
Urticaria
|
ruam kemerahan pada kulit yang
biasanya disertai dengan rasa gatal
|
Anafilaksis
|
suatu respon Alergi yang berat dan menyerang berbagai organ. Reaksi
alergi ini merupakan suatu reaksi alergi tipe cepat
( tipe I )
|
Granulositopenia
|
keadaan menghilangnya granulosit secara
mendadak pada seseorang yang sebelumnya normal
|
Ruam
|
peradangan
pada kulit, menyebabkan perubahan warna dan tekstur daerah yang terinfeksi
|
VANCOMYCIN
ISTILAH MEDIS
|
ARTI
|
Stomatitis
|
gangguan di rongga mulut, berupa bercak putih kekuningan dengan
permukaan agak cekung
|
Eosinopilia,
|
jumlah eosinofil yang sangat
tinggi di dalam darah
|
Eefritis interstisial
|
peradangan
pada sel-sel ginjal yang bukan bagian dari unit pengumpulan cairan, suatu
kondisi yang dapat menyebabkan gagal ginjal
|
Ototoksisitas
|
kerusakan koklea atau saraf
pendengaran dan organvestibuler yang berfungsi mengirimkan informasi
|
Trombositopenia
|
keadaan
jumlah trombosit dalam sirkulasi darah dibawah batas normal
|
Vaskulitis
|
peradangan pada pembuluh darah
|
Hipotensi eritematus
|
folikel
rambut
|
TETRASIKLIN
ISTILAH MEDIS
|
ARTI
|
Anoreksia
|
gangguan
makan yang ditandai dengan berat badan rendah (kurang dari 85 persen dari
berat badan
|
Pyrosis
|
rasa terbakar pada lambung atau
pada hati
|
Vomiting
|
mual dan
muntah
|
Flatulen
|
gangguan
pencernaan yang menimbulkan perasaan kurang enak karena adanya pembentukan
gas dalam perut
|
Urtikaria
|
ruam
kemerahan pada kulit yang biasanya disertai dengan rasa gatal
|
Edema
|
pembengkakan yang disebabkan oleh
penimbunan cairan di dalam jaringan tubuh
|
Angioneurotik
|
edema
setempat yang sering timbul dalam waktu yang singkat tanpa sebab yang jelas
|
Anafilaksis
|
reaksi alergi
berat yang terjadi tiba-tiba dan dapat menyebabkan kematian
|
Anemia hemolitik
|
jenis
penyakit kekurangan darah yang disebabkan oleh meningkatnya proses
penghancuran sel darah merah
|
Trombositopenia
|
keadaan
jumlah trombosit dalam sirkulasi darah dibawah batas normal
|
Neutropenia
|
kondisi
dimana jumlah dari neutrophils dalam aliran darah berkurang.
|
Eosinofilia
|
keadaan
dimana jumlah eosinofil lebih dari
300/µl darah
|
KLORANFENIKOL
ISTILAH MEDIS
|
ARTI
|
Diskrasia
darah
|
merupakan
sekelompok gangguan ... sel plasma dalam sumsum tulang atau darah tepi atau keduanya
|
Reaksi neurotoksik
|
jenis racun yang menyerang sistem
saraf
|
Hipersensitif
|
sebentuk
kegagalan kekebalan tubuh
|
Pansitopenia
|
pengurangan signifikan jumlah
eritrosit, semua jenis sel darah putih, dan trombosit di sirkulasi darah
|
Langganan:
Postingan (Atom)