Tenaga Teknis Kefarmasian

Selasa, 02 Desember 2014

INTRAVENA ADMIXTURE




iv admixture adalah proses pencampuran obat steril ke dalam larutan intravena steril, menghasilkan suatu sediaan steril yang bertujuan untuk pemberian secara intravena
iv admixture dilakukan dengan teknik aseptic.
Tujuan pelayanan iv admixture :
1. Untuk menjamin sediaan obat memiliki mutu dan sterilitas terjamin
2. Menghemat waktu perawat
3. Menunrunkan angka kejadian infeksi nosokomial
4. Ketepatan dosis
5. Penghematan biaya
Kegiatan iv admixture :
1. Melarutkan obat-obat serbuk kering steril
2. Menyiapkan suntikan iv dalam 1 vial atau 1 ampul ke dalam syringe ataupun kantong infuse
3. Menyiapkan suntikan iv dalam beberapa vial ataupun beberapa ampul yang sama ke dalam kantong infuse

Layanan farmasi Iv admixture :
– Obat sitostatika
– Nutrisi parentral
– Antibiotika
– Analgesic
– Anti jamur
– Antivirus
– Dll
Penentuan prioritas terhadap pelayanan iv admixture :
– Pasien-pasien dengan risiko infeksi terbesar
Ø Immunosupressan
Ø Transplantasi sum-sum
Ø Neonatal premature/bayi premature (NICU)
Ø Pasien ICU/ICCU
Ø Pasien kanker
Ø Nutrisi parenteral
– Mengenali obat-obat yang berbahaya terhadap petugas : antiviral, sitosatika
Tipe pelayanan iv admixture :
– Pelayanan luas (semua pelarutan, antibiotika, TPN, sitostatika, ICCU, NICU, ICU)
– Pelayanan khusus (TPN 7hr/minggu dan sitostatika [jam kerja klinik])
Metode pemberian iv admixture :
1. Infuse berkelanjutan (diberikan dalam waktu lama, kecepatan pemberial sangat lambat, menghindari efek toksik, volumenya besar, efek terapinya lama, obatnya stabil)
2. Infuse intermitten ( menggantikan obat dengan volume besar dengan volume kecil yang sudah mengandung obat, kira-kira 30 menit)
Penambahan via tube drip (obat dalam syringe dimasukan dalam infuse set, lama pemberian lebih singkat dibandingkan injeksi bolus ke dalam vena)
Label iv admixture :
– Nama pasien, no MR, no ruangan
– Nama obat dan jumlah yang ditambahkan
– Nama obat dan jumlah larutan obat
– Volume sediaan akhir larutan
– Tanggal dan waktu pemberian
– Kecepatan infuse rata-rata
– Tanggal kadaluarsa
– Petugas yang bertanggungjawab
– Instruksi khusus
Dispensing :
 jikaà disiapkan dan harus segera diberikan àDokter order utk 24 jam  memang harus disimpan, maka disimpan dalam lemari es sebaiknya selama 24jam
Jaminan Mutu :
1. Kalibrasi alat
2. Teknik dispensing
3. Label dan pencatatan order obat
4. Pemeriksaan selama transportasi : apakah ada yang pecah, tumpah, label terlepas
5. Penyimpanan : hindari dengan pembekuan, harus diperhatikan
6. Pemeriksaan komponen sebelum dispensing : diperhatikan label, tanggal kadaluarsa, ada endapan atau tidak, tanggal kadaluarsa
Hal-hal yang harus diperhatikan :
 sesuaikan dengan kondisi pasien dan usiaàDosis lazim obat
 pelarut yang sesuai dengan kondisi pasienàPelarutan
 apakah di lemari es atau tidakàPenyimpanan
 harus diperhatikan karena ED masing-masing konsentrasi itu bedaàKadaluarsa
Prosedur yang harus dilakukan seorang farmasis dalam penyiapan iv admixture:
1. Cuci tangan sesuai prosedur dengan larutan aseptic
2. Mengenakan pakaian steril, topi, penutup sepatu, masker
3. Lewatkan semua obat dan alat melalui passbox
4. Mengenakan sarung tangan steril
5. Penyiapan alat
– LAF di UV 30 menit
– Siapkan semua obat dan alat yang dibutuhkan, susun dengan rapi di LAF
– Periksa wadah,obat dan pelarut : endapan, warna, kadaluarsa, kebocoran
– Cek obat : dosis, pelarut yang digunakan (jangan gunakan benzyl alcohol untuk bayi), cek label obatnya, cek juga semua alat apakah sudah benar)
– Swab smua permukaan alat dan LAF dengan alcohol 70 %
6. Pelaksanaan :
– Ambil sejumlah obat yang dibutuhkan dengan teknik aseptic
– Buang udara yang ada dalam spuit
– Lepaskan kap plastic, swab dengan alcohol 70 %, masukan obat ke dalam spuit dengan perlahan-lahan
– Tutup cap kantong infuse dengan parafilm
– Buang spuit bekas obat
7. Kemasan :
Larutan yang telah selesai diberi label
Dikeluarkan lewat passbox
(untuk kemudian) di recek oleh asst. apt, diberi klip plastic, lalu label luar, dan dikirim ke ruang rawat)
8. Setelah selesai dikerjakan, swab kembali seluruh permukaan LAF dengan alcohol 70 %
9. LAF di UV 30 menit kembali
Kecepatan Pemberian iv :
PENTING untuk ditentukan. Karena BAHAYA jika terjadi endapan akibat pemberian iv yang terlalu cepat!
Ketercampuran/Kompatibility :
Memahami sifat dasar obatnya gimana, konsentrasi obat, pH larutan obat, suhu, wadah obat
Risiko Pemberian iv admixture :
– Infeksi akibat kontaminasi
– Adanya pendarahan akibat pencabutan kateter
– Adanya emboli udara yang sampai ke jantung
– Adanya reaksi alergi karena efek obat yang cepat
– Adanya ketidaktercampuran obat karena pencampuran beberapa obat yang inkompatibilitas
– Pyrogen
– Pecahnya pembuluh darah
– Terlepasnya partikel obat dari wadah ataukaret penutup wadah
– Phlebitis dan iritan vena
Penanganan Sitostatika lebih lazim dikenal dengan kemoterapiàSitostatika
Pengobatan kanker :
– Pembedahan
– Kemoterapi
– Radiasi
 dapat disembuhkan atau tidak dapat disembuhkan tergantung penyakit dan penyebarannyaàKanker Kemoterapi : bisa menggunakan 1-2 bahkan 5-6 kombinasi
Obat-bat sitostatika :
diberikan dengan IV, jikaàAlam (golongan vinkristin, vinca alkaloid)  dengan IT dapat kematian, jika dengan IC atau Im dapat menyebabkan iritasi àVinkristin : Nefrotoksik, kekakuan/kram otot, gangguan gastrointestinal, trombositopenia, anemia, leucopenia, ocular toksisitas (gangguan kebutaan), konstipasi, pendarahan, sesak nafas
- Sintetis (alkylating agent, anti metabolit, antibiotika, hormone)
1. Antibiotika
Contohnya : Doxorubicin (sangat irritant!) sehingga menimbulkan sara sakit pada tempat suntikan. Menyebabkan urine warna orange/merah, hindari kontak dengan matahari langsung, INTERAKSI DENGAN OBAT-OBAT JANTUNG!
ESO doxorubicin : gangguan jantung, prurutis, hiperpigmentasi, alopecia, eritema, urtikaria, somatitis. ESO tergantung dari dosis, lama paparan, riwayat penyakit, usia pasien, terapi yang sedang dijalani
2. Alkylating agent
Contohnya : Cyclophosphamide
ESO : nefrotoksik. Dimetabolisme di HATI. Stabilitas 24 jam.
3. Antimetabolit
Contohnya : Methotrexate
Metabolisme : di hati, dosis tinggi harus dengan anti toksin folinic cid
Stabilitas : 24 jam
4. Hormone
Contohnya : estrogen, progesterone, tamoxifen untuk Ca Payudara, Ca Prostat, Ca serviks
ESO : osteoporosis, gangguan pertumbuhan
 beresiko terekspose sitostatika!àPaparan sitostatika : karena di RS umumnya disiapkan di ruang rawat
Tereksposenya itu bisa jadi ketika penerimaan, penyimpanan, penyiapan, dispensing dan pemberian obat
Rute terekspose biasanya :
– Inhalasi
– Injeksi
– Tertelan (melalui makanan)
– Absorbsi (melalui sarung tangan)
– Kontak langsung (dengan ketidaksengajaan)
Akibat dari paparan sitostatika :
1. Efek langsung : toksik pada kulit, toksik pada mata, efek sistemik, reaksi alergi
2. Karsinogenik
3. Spermatoksik
4. Mutagenic
5. Teratogenik
Untuk menghindari bahaya sitostatika ini : harus ada penanganan obat sitostatika yaitu ;
– Dilakukan diruang terpisah/ ruang khusus
– Dilakukan oleh petugas yang terlatih
– Ada SOP nya
Kebutuhan minimal penanganan sitostatika :
– Menggunakan LAF atau BSC
– LAF dan BSC ditempatkan di ruang cleanroom
– Petugas memakai pakaian pelindung lengkap
– Menggunakan teknik aspetik
– Memiliki SOP
– Memiliki petugas yang terlatih
Penanganan Sitostatika :
– Alat untuk melindungi petugas
– Area penyimpanan
– Alat untuk menyiapkan obat sitostatika
– Petugas yang terlatih
 lokalisasiàPenanganan terhadap tumpahan sitostatika
 incinerator suhu 10000CàPenanganan terhadap limbah
– Transportasi
– Pemeriksaan kesehatan petugas
– Jaminan mutu
Jaminan mutu :
– Monitoring/validasi petugas (seleksi, pendidikan, pelatihan)
– Monitoring lingkungan
– Dokumentasi kecelakaan
– Tes produk akhir
– Sampling
– Jadwal pemeliaharaan

0 komentar:

Posting Komentar

Recent Posts

Pria Punya Selera

Kagol Asmoro

Megat dadakan dikirane mergo nduwe selingkuhan, nek direncanakan engko dianggep ra tenanan. Makane sebelum jadian ki sinauo pegatan

Blog Archive