Definisi
Total Parenteral Nutrition (TPN) atau Total Nutrition Admixture (TNA) merupakan
terapi pemberian nutrisi secara intravena kepada pasien yang tidak dapat makan
melalui mulut.
Tujuannya adalah mengganti dan
mempertahankan nutrisi-nutrisi penting tubuh melalui infus intravena ketika
(dan hanya ketika) pemberian makanan secara oral bersifat kontraindikasi atau
tidak mencukupi. TPN digunakan ketika diperlukan saja dikarenakan oleh risiko
yang terkait dengan terapi ini dan tingginya biaya untuk melakukan terapi ini.
TPN diberikan pada keadaan-keadaan
sebagai berikut:
- Pasien yang sangat kekurangan gizi tanpa asupan oral lebih dari 1 minggu
- Pankreatitis berat
- Radang usus berat (Crohn’s disease dan ulcerative colitis)
- Operasi usus yang ekstensif
- Obstruksi usus kecil
- Kehamilan (pada kasus mual dan muntah yang berat)
- Pasien dengan cedera di kepala
Kebutuhan dan Pertimbangan Dasar
Terapi TPN
Nutrisi dan cairan dasar
- Dekstrosa, sumber utama kalori; 1 gram dekstrosa memberikan energi sebesar 2,4 kilokalori (kkal)
- Asam amino, untuk sistesis protein yang dibutuhkan dalam pertumbuhan dan perbaikan jaringan; 1 gram asam asmino memberikan energi sebesar 4 kkal
- Lemak, untuk kebutuhan asam lemak esensial dan sebagai sumber kalori; 1 gram lemak memberikan energi sebesar 9 kkal
- Elektrolit, Na, K, Mg, Ca, fosfat
- Vitamin
- Trace elements, Cu, Cr, Zn, Mn, Se
Antagosis reseptor-H2
histamin, untuk mencegah dan mengobati tukak
pada GI atas dan tukak yang terkait dengan stres; pengobatan ini sering
disertakan pada formulasi TPN.
Agar tidak melebihi batas normal
cairan sehari-hari, nutrisi-nutrisi tersebut biasanya diberikan sebagai larutan
hipertonis dengan konsentrasi tinggi.
Kerusakan vena yang diakibatkan oleh
pemberian larutan TPN hipertonis diminimalisasi dengan melakukan pemberian
larutan TPN melalui vena pusat berdiameter besar yang aliran darahnya cepat.
Hal ini memungkinkan larutan TPN menjadi cepat terencerkan karena mengalir ke
dalam tubuh.
Jalur Pemberian
TPN diberikan melalui pembuluh vena,
yang secara umum dibagi menjadi dua jalur, yaitu melalui vena sentral (Central
Vein Nutrition / CPN) dan vena perifer (Peripheral Parenteral Nutrition /
PPN). PPN memiliki resiko komplikasi lebih jarang dan biaya lebih murah.
Sedangkan pada pemberian melalui jalur sentral (central line), nutrisi
parenteral dimasukkan mulai vena subklavian menuju vena cava superior melalui
operasi.
Terdapat jalur khusus perifer yang
dimasukkan melalui vena median basilika atau vena sefalis dan berujung di vena
subklavian. Jalur ini dapat digunakan sebagai regimen CPN dengan keamanan
menyamai PPN. Jalur ini disebut Peripherally Inserted Central Catheters (PICC).
Jalur PICC dapat digunakan untuk berbagai suplai makanan dan dapat
diaplikasikan pada bagian manapun yang memungkinkan (Dartford & Gravesham
NHS Trust, 2006).
Regimentasi Pemberian
Untuk dewasa, pemberian TPN dimulai
dengan tunjangan parsial yang lalu ditingkatkan untuk mencapai target kalori
dalam 24 jam. Salah satu metode umum untuk memulai terapi adalah dengan
menyediakan setengah dari volume dan nutrien yang diharapkan pada hari pertama
kemudian ditingkatkan untuk memenuhi target hari selanjutnya.
Metode umum kedua ialah menyediakan
volume target TPN dengan nutrien sekitar 50% total target hari pertama. Emulsi
lipid harus diberikan sebagai infus terpisah, paling tidak pada hari pertama.
Pemberian hari selanjutnya ialah untuk memenuhi jumlah nutrien yang ditargetkan
(Rollins, 2002).
Komposisi Total Parenteral Nutrition
TPN ditujukan untuk menyediakan
semua nutrisi yang dibutuhkan seperti pada diet normal. Penggunaannya
disesuaikan dengan kebutuhan pasien secara individual. TPN terdiri dari air,
protein, karbohidrat, lemak, elektrolit, trace elements, dan vitamin.
- Air
Kebutuhan air pada dewasa normal
adalah 30-35 ml/kg/hari. Pasien dengan kondisi tertentu seperti diare, muntah,
berkeringat, dan demam memerlukan jumlah air yang lebih besar. Kebutuhan air
juga dipengaruhi oleh beberapa penyakit seperti gangguan jantung, saluran
pernafasan, hati, dan ginjal.
- Energi dan nitrogen
Kebutuhan energi pada pasien sulit
ditentukan dan kemungkinan dapat mencapai 12000 kJ/hari. Kebutuhan energi
meningkat pada pasien dengan luka bakar, sepsis, pireksia dan trauma sehingga
pasien perawatan intensif membutuhkan energi dalam jumlah besar.
- § Sumber energi
Glukosa adalah sumber karbohidrat
yang paling banyak dipilih. Larutan glukosa pekat diberikan untuk memenuhi
kebutuhan kalori dan diberikan dalam bentuk infus melalui vena sentral untuk
menghindari trombosis. Emulsi lemak menyediakan asam lemak esensial bagi tubuh
dan berguna sebagai pembawa vitamin larut lemak. Intralipid adalah emulsi
lipid/water yang menyediakan sumber energi 4600 kJ/L (10%) atau 8400 kJ/L
(20%). Meskipun lipid tidak lazim digunakan sebagai sumber energi, sebaiknya
diberikan setidaknya tiap minggu untuk mencegah defisiensi asam lemak.
- § Sumber nitrogen
Satu gram nitrogen setara dengan
6,25 gram protein, yang setara dengan 5-6 gram asam amino. Albumin dibutuhkan
jika terjadi hipoalbuminemia yang sering terjadi pada pasien dalam kondisi
sakit kritis.
- Nutrisi mikro
Elektrolit, vitamin, mineral, dan trace
elements penting untuk menyediakan sumber nutrisi menyeluruh dan mencegah
ketidakseimbangan atau defisiensi yang mungkin timbul.
Larutan elektrolit untuk nutrisi
parenteral mengandung Na, K, Ca, Mg, Cl, dan asetat dalam berbagai konsentrasi,
atau berupa garam elektrolit tunggal. Larutan asam amino dapat mengandung
klorida dan asetat, atau fosfat, dan ada yang mengandung berbagai jenis
elektrolit. Jumlah tiap-tiap elektrolit yang ditambahkan bersifat individual
bergantung kebutuhan pasien.
Vitamin dibutuhkan tubuh dalam
proses metabolisme. Vitamin-vitamin larut air seperti asam askorbat, vitamin
B6, niasin, riboflavin, dan vitamin B12 biasanya tersedia dalam bentuk injeksi
tunggal. Sedangkan vitamin larut lemak, seperti vitamin A, D, E, K dapat
ditambahkan ke dalam formulasi nutrisi parenteral.
Trace elements esensial dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang kecil,
yaitu zink, tembaga, mangan, besi, krom, molibdenum, dan selenium. Trace
elements ini berperan sebagai kofaktor dalam sistem enzim.
- Bahan tambahan lain
Insulin dibutuhkan bila glukosa
hipertonik diberikan terkait insulin endogen yang tidak memadai atau adanya
resistensi insulin.
(James-Chatgilaou, 1998; Rollins,
2002)
Peranan Farmasis
Farmasis memegang peran penting
dalam memilih pasien dengan kondisi yang sesuai untuk pemberian TPN, mengatur
regimentasi dosis dan meracikkan sediaan TPN, memonitor kondisi pasien,
memberikan saran kefarmasian, dan edukasi pada pasien (James-Chatgilaou, 1998;
Lund, 2994). Monitoring kondisi pasien meliputi:
● Kadar Glukosa Darah
Karena tingginya
konsentrasi glukosa pada nutrisi parenteral, disarankan untuk mengawasi kadar
glukosa darah pasien pada interval reguler dan batasan hiperglikemia,
menggunakan skala insulin sliding atau subkutan. Hiperglikemia
berkelanjutan dapat menyebabkan kematian.
● Sindrom Refeeding
Diartikan sebagai
keadaan meningkatnya elektrolit dan cairan tubuh yang parah disertai
abnormalitas metabolik pada pasien malnutrisi yang sedang menjalani terapi refeeding,
baik secara oral, enteral, maupun parenteral. Hal ini dapat menyebabkan
gangguan jantung, pernafasan, neuromuskular, ginjal, metabolis, hematologis,
hepar dan pencernaan, hingga kematian.
● Kondisi Darah
Pemantauan kondisi darah sangat
penting untuk menunjukkan perkembangan asupan nutrisi parenteral pada pasien.
Beberapa parameter yang harus dipantau ialah:
- Sebelum Pemberian : U &
E’s, LFT’s, bone, Magnesium, glukosa & FBC;
Kadar Fosfat, Magnesium, Natrium dan
Kalium perlu diperbaiki untuk
menghindari
sindrom refeeding.
- Pemantauan Harian : Berat
badan, kadar gula darah acak, U & E’s, glukosa, FBC
- Pemantauan Rutin Seminggu
Dua Kali : LFT’s, bone, INR, Magnesium;
Osmolalitas serum &
urin; Total protein; Albumin
- Pemantauan Rutin Setiap Dua
Minggu : Zinc
(Dartford & Gravesham NHS Trust,
2006)
DAFTAR PUSTAKA
- Dartford and Gravesham NHS Trust. Guidelines for Parenteral Nutrition for Adults. July 2006.
- James-Chatgilaou, G. Intensive Care. In: Hughes, J. Donelly, R., James-Chatgilaou, G. (Eds.). Clinical Pharmacy : A Pharmaceutical Approach. South Yarra : Macmillan Education Australia Pty Ltd, 1998.
- Lund, W. The Pharmaceutical Codex, 12th Ed., London : The Pharmaceutical Press, 1994.
- Rollins, C.J. Basic of Enteral and Parenteral Nutrition. In: Wolinsky, I. and Williams, L. (Eds.). Nutrition in Pharmacy Practice. Washington D.C. : American harmaceutical Association, 2002.
- The Joint Formulary Committee. British National Formulary 58. London : BMJ Group and RPS Publishing, 2009.
0 komentar:
Posting Komentar